welcome to my blog

Rabu, 03 April 2013

Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (SD)


BAB I
PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang
sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.

Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif,bukan hanya suatu kekuatan kolektif.proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru, mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan
 menerapkannya dalam situasi mendatang.

Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan, minat dan kemampuan yang harus berkembang.




b.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Hakikat Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar ?
2.      Bagaimana penjelasan tentang tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar  ?
3.      Bagaimana penjelasan tentang pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar ?
4.      Bagaimana penjelasan mengenai fungsi – fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar ?
5.      Bagaimana peran seorang guru kelas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar ?

c.       Maksud dan Tujuan
1.      Memenuhi tugas harian diskusi mata kuliah Bimbingan Konseling di SD.
2.      Agar mahasiswa mengetahui tentang hakikat Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.
3.      Agar mahasiswa mengetahui secara detail dan rinci mengenai Tujuan Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar menurut para sebagian tokoh.
4.      Agar mahasiswa mengetahui tentang pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah dasar.
5.      Agar mahasiswa mengetahui tentang Fungsi – fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.
6.      Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana peran seorang guru kelass dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.

M. Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193).
Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:11).
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106).
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).
Dari pengertian tersebut, dapat dirangkum ciri-ciri pokok konseling, yaitu:
1.      Adanya bantuan dari seorang ahli,
2.      Proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling,
3.      Bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.


B.     Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar

Secara umum tujuan layanan Bimbingan dan Konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya serta memilih dan menyesuaiakan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja. Sedangkan secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar, dan karier.
Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Dalam aspek pribadi-sosial, BK membantu siswa agar:
1.      Memiliki kesadaran diri dan dapat mengembangkan sikap positif.
2.      Membuat pilihan secara sehat.
3.      Menghargai orang lain.
4.      Mempunyai rasa tanggung jawab.
5.      Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi (interpersonal).
6.      Menyelesaikan konflik.
7.      Membuat keputusan secara efektif.
Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Dalam aspek tugas perkembangan belajar, BK membantu siswa agar:
1.      Dapat melaksanakan keterampilan/teknik belajar secara efektif.
2.      Dapat menentukan tujuan & perencanaan pendidikan.
3.      Mampu belajar secara efektif.
4.      Memiliki keterampilan & kemampuan dalam menghadapi ujian.
Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja dan produktif. Dalam aspek tugas perkembangan karier, BK membantu siswa agar:
1.      Dapat membentuk identitas karier.
2.      Dapat merencanakan masa depan.
3.      Dapat membentuk pola karier.
4.      Mengenali keterampilan, kemampuan, & minat dalam dirinya.
Carl Rogers (1962), seorang ahli bimbingan dan konseling dari pendekatan humanistik yang terkenal – suatu pendekatan yang lebih memanusiawikan manusia, yang mengakui bahwa setiap manusia memiliki kemampaun untuk mengarahkan dirinya sendiri jika mereka berada pada konteks lingkungan yang tepat/kondusif untuk mendorong perkembangannya – berpendapat bahwa tujuan dari banyak profesi bantuan, termasuk di dalamnya bimbingan dan konseling,  adalah untuk meningkatkan perkembangan pribadi dan pertumbuhan psikologis klien (peserta didik).
Smith (1974) merumuskan suatu tujuan bimbingan tanpa memperhatikan orientasi teoretiknya. Menurut Smith, para profesional bimbingan harus memberikan pengalaman fasilitatif kepada para individu yang dibimbing pada suatu kontinum “penuh gairah – produktif – kasihan. Pengalaman positif tersebut akan memfasilitasi perkembangan pribadi individu yang bersifat penuh gairah (menerima, menikmati, memahami, dan terbuka terhadap diri). Bimbingan juga mengarahkan individu untuk dapat bertindak secara produktif dalam hubungannya dengan lingkungannya (inteligen, efisien, kreatif, benar-benar efektif, efisien, menyenangkan orang lain, dan dapat menyesuiakan diri dengan tugas/pekerjaan). Bimbingan juga perlu membentuk kepribadian welas asih¸yakni kasihan pada orang lain yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku altruis, menyayangi, sensitif, membantu dengan tulus, dan menjadi fasilitator perkembangan yang efektif.
Menurut Kurikulum 1975, tujuan khusus bimbingan di sekolah dasar adalah membantu murid agar mampu :
1.      Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
2.      Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
3.      Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi masalah dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4.      Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan secara tepat.
Sementara itu, Mapiare (1984) menyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah dasar adalah:
1.      Menguasai bahan belajar tuntutan kurikuler.
2.      Membuat pilihan dan menentukan bahan belajar yang cocok.
3.      Memiliki sikap-pandangan belajar yang mendukung.
4.      Mempunyai pola-laku belajar yang mendukung.
5.      Memilih teman bergaul, dan membentuk kelompok belajar yang serasi.
6.      Memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapinya.


C.    Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.
Pentingnya Bimbingan dan Konseling di SD Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi penting bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang pentingnya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan. Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi pentingnya proses bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan
pekerjaan relative menetap.
Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi pentingnya Layanan bimbingan Konseling di sekolah yakni:
1.      Masalah perkembangan individu,
2.      Masalah perbedaan individual,
3.      Masalah kebutuhan individu,
4.      Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
5.      Masalah belajar

D.    Fungsi – Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah dasar

Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
1)      Fungsi penyaluran ( distributif ).
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.
2)      Fungsi penyesuaian ( adjustif ).
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.
3)      Fungsi adaptasi ( adaptif).
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14).


E.     Peran seorang guru kelas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di sekolah Dasar.

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
1.      Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2.      Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
3.      Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
4.      Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5.      Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6.      Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
7.      Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
8.      Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9.      Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.



























BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan   
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya serta memilih dan menyesuaiakan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja.Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

b.      Saran
Berdasarkan pembahasan diatas adapun beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.
·         Sebaiknya guru tidak hanya dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa tetapi juga mengetahui dan mengatasi  kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas,
serta mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan secara tepat.






DAFTAR PUSTAKA






2 komentar: